![]() |
Kesenian Lokal “Gong Cik” |
Masyarakat Desa Lahar melaksanakan Sedekah Bumi setiap tahunnya pada hari Kamis Pahing di bulan Apit (Dzulqo’dah), yang pada kali ini tepat pada hari Kamis (10/8). Sedekah bumi adalah bentuk rasa syukur kepada Allah karena telah memberikah hasil bumi yang cukup melimpah sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Prosesi sedekah bumi desa Lahar dilaksanakan mulai pukul 12.00 WIB, yaitu arak-arakan dari rumah Kepala Desa menuju “Punden” atau peninggalan Leluhur yang orang sekitar menyebutnya “Danyang”.
Dalam acara tersebut Kepela Desa beserta para perangkat desa memakai pakaian adat dan di iringi Kesenian terbang, gongcik dan juga dalang beserta sinden.
Ritual Adat Mengelilingi Punden
![]() |
Prosesi Upacara Adat Mengelilingi Punden |
Nasi yang diperoleh dari tradisi sedekah bumi di percaya mempunyai daya magic tersendiri dalam berbagai hal. Seperti yang diutarakan salah satu warga dari kecamatan Juwana yang turut berebut “Tlandik”.
“Nasi (Berkat) dari acara sedekah bumi ini saya jual lagi mas nantinya. Bisa mencapai Rp.30.000 per tlandik. Bukan untuk dimakan, tetapi nasi dikeringkan dan nantinya di sebar di laut untuk mencari ikan. Kami percaya hasil tangkapan akan semakin banyak. Selain itu juga bisa di sebar di tambak atau sawah”. Tutur salah satu perebut tlandik yang enggan menyebutkan namanya.
Setelah acara bancakan selesai, kemudian dilanjutkan oleh pagelaran wayang di area punden dengan durasi 15 menit. Setelah itu di lanjut pertunjukan dari kesenian gong cik dari para jawara Desa Lahar.
“Gong Cik”, kesenian tradisional yang hampir punah
Kesenian khas warisan leluhur di tanah Pati ini memanang sudah tidak eksis lagi di era global. Gong Cik bersal dari kata “Gong” yaitu alat musik tradisional (Gong), sedangkan “Cik” berasal dari kata pencik / mencik (pencak). Gong Cik adalah seni tari bela diri, yang keberadaannya semakin Langka.
Dalam acara sedekah bumi di Desa Lahar, Gong Cik ikut andil dalam upacara adat. Sebagai mana yang telah di kemukakan oleh Kepala Desa Lahar H. Setiawan Budhiaji, SE bahwa Kesenian Gong Cik di Lahar akan di hidupkan kembali.
“Gong Cik akan kami coba hidupkan kembali karena sejak jaman dahulu memang banyak pendekar di Desa Lahar ini”, ujarnya usai prosesi upacara adat sedekah bumi kepada fokuspati.com.
Para penabuh alat serta para pesilat memang di dominasi kalangan lanjut usia karena kaum muda cenderung kurang tertarik dengan kesenian tersebut.